Mitos Kedelai dalam Tahu yang ENDEUSiast Sering Dengar
Mitos Kedelai dalam Tahu yang ENDEUSiast Sering Dengar

Kedelai dalam Tahu punya beragam mitos, namun tidak semuanya benar.

Kedelai dalam Tahu punya beragam mitos, namun tidak semuanya benar. Nah, cek yuk apakah yang pernah ENDEUSiast dengar itu fakta atau bukan.

Tahu banyak dikonsumsi dimana-mana, namun terlepas dari hal tersebut kebingungan tetap ada. Apakah kedelai sehat untuk pria? Dan ada hubungan apa kedelai dan kanker payudara? Itu sebabnya hal ini perlu diluruskan. Beberapa sangkalan soal mitos tahu ini akan membuatmu berhenti percaya.

1/ MITOS: Kedelai dalam Tahu bukan sumber protein yang baik.

Fakta : Vegetarian sudah pasti sudah paham betul soal protein dalam tahu. Kenyataannya, kedelai adalah protein yang lengkap, artinya mengandung semua asam amino esensial yang harus kita dapatkan dari makanan karena tidak dapat dibuat oleh tubuh. Secangkir kedelai mengandung sekitar 22 gram protein, hampir sebanyak satu porsi steak. Tahu, bagaimanapun, mengandung jauh lebih sedikit, dengan hanya enam sampai sembilan gram setiap tiga ons. Jadi, tahu adalah salah satu sumber protein yang baik selain daging.

2/ MITOS: Tahu menyebabkan kanker payudara.

Fakta : Ya, beberapa kanker payudara tumbuh karena hormon estrogen . Dan ya, kedelai punya kandungan estrogen. Tetapi tidak ada hubungan langsung yang mengatakan kedelai dapat menyebabkan kanker. Dalam beberapa penelitian pada hewan, isoflavon murni, senyawa dalam kedelai yang memiliki kesamaan kimia dengan estrogen, telah terbukti meningkatkan pertumbuhan tumor. Namun, pada manusia, kita memproses isoflavon secara berbeda dari tikus dan suplemen isoflavon sangat bervariasi. Temuan menunjukkan tidak ada kaitannya kedelai dengan kanker payudara atau penyakit lain. Jadi, memang belum terbukti kalau kandungan kedelai dalam tahu menyebabkan kanker.

3/ MITOS: Jika ENDEUSiast tidak suka tahu, suplemen protein kedelai adalah alternatif yang cerdas.

Fakta : Karena implikasi kesehatan yang disarankan dari suplemen kedelai dalam beberapa penelitian pada hewan yang disebutkan di atas dan lainnya, sebagian besar ahli menyarankan untuk tidak meminum suplemen protein kedelai sampai penelitian lebih lanjut dilakukan. Penggunaan jangka pendek dianggap aman, tetapi dampak penggunaan jangka panjang dari isoflavon kedelai belum sepenuhnya dipahami. Jadi, berbeda dengan tahu ya.

4/ MITOS: Pria tidak seharusnya makan tahu

Fakta : Kekhawatiran tentang estrogen telah menyebabkan beberapa orang khawatir bahwa produk kedelai seperti tahu dapat menurunkan hormon testosteron pria, tetapi studi klinis tidak mendukung ketakutan ini. Setidaknya ada dua laporan laki-laki yang mengalami perubahan feminisasi dalam tubuh mereka (salah satunya menderita diabetes tipe 1) setelah mengonsumsi kedelai dosis tinggi. Tetapi, bahkan pada tingkat konsumsi yang lebih tinggi dari rata-rata, tidak ada bukti soal pria tidak seharusnya mengkonsumsi kedelai. Bahkan, pria dapat mengambil manfaat dari produk kedelai seperti tahu, karena dapat mengurangi risiko kanker prostat.

Endeustorial

Ikuti Instagram