Dark, Milk, hingga White, Mengapa Cokelat Bisa Memiliki Berbagai Macam Warna?
Dark, Milk, hingga White, Mengapa Cokelat Bisa Memiliki Berbagai Macam Warna?

Mana yang jadi favorit kamu?

Apakah ada diantara kita yang sempat bingung, mengapa cokelat tidak selalu berwarna cokelat?

Nama cokelat sebenarnya berasal dari tanaman Kakao ( Theobroma cacao L.) yang sering dijumpai di wilayah-wilayah tropis. Buah dari pohon ini memiliki bebijian berwarna putih, yang disebut biji kakao.

Biji kakao lantas mengalami berbagai macam proses ( fermentasi , roasting , dll), yang nantinya menghasilkan cocoa butter dan cocoa solid (bahan utama pembuatan cokelat bubuk) .

Secara kandungan dan proporsional bahan lah, yang nantinya akan membagi cokelat menjadi tiga macam jenis ( dark , milk , dan white chocolate ). Keseluruhannya dapat terlihat secara kasat mata dengan mudah.

Dark chocolate memiliki kandungan cocoa soli d yang paling tinggi dengan kadar 70 -99 persen dari total berat produk. Memiliki warna yang pekat dan rasa yang cenderung berat, menjadikan cokelat ini kurang populer di kalangan anak-anak. Jenis cokelat ini sering digunakan dalam proses memasak.

Pencampuran milk solid pada milk chocolate , turut memberikan sensasi rasa yang creamy dengan tingkat kenikmatan yang banyak diidolakan hampir semua kalangan. Cocoa solid yang digunakan pun paling tinggi berkisar 25 persen.

Nah, white chocolate sendiri malah tidak memiliki kandungan cocoa solid sama sekali! Ia terdiri dari cocoa butter , gula, dan susu. Kadar minimum cocoa butter yang digunakan pun, yakni 20 persen. Agar lebih menarik, biasanya cokelat jenis ini ditambahkan perasa vanilla, hingga berbagai warna menarik.

Catatan : penjelasan artikel ini, berdesarkan cokelat jenis couverture

Ayu Nainggolan

Pemuja rasa dan penikmat cerita

Ikuti Instagram