5 Pilihan Susu Non Dairy Untuk Gaya Hidup Vegan
5 Pilihan Susu Non Dairy Untuk Gaya Hidup Vegan

Beberapa produk berikut menggantikan susu sapi untuk gaya hidup vegan dan penyandang lactose intolerance

Gaya hidup sehat tak kunjung surut sejak beberapa tahun silam. Jika dulu restoran yang menyajikan sajian sehat masih sulit untuk ditemui, kini puluhan outlet sejenis kian marak menjawab gaya hidup ini. Tak sedikit pula individu yang menjalani gaya hidup sehat sebagai vegetarian atau vegan.

Menjadi seorang vegan memerlukan perhatian ekstra dibanding seorang vegetarian. Keduanya sama-sama tak mengkonsumsi daging hewani. Namun, seorang vegan juga tidak mengkonsumsi minuman yang berasal dari hewani, seperti susu dan produk olahan turunannya (keju, yoghurt, cream , mentega).

Para vegan masih dapat mengkonsumsi produk susu yang berasal dari nabati. Selain itu beberapa contoh berikut juga cocok bagi individu yang memiliki lactose intolerance atau alergi terhadap produk dairy .

1. Soy Milk (Susu Kacang Kedelai)

Susu yang sudah umum didapatkan dari pasar tradisional hingga supermarket. Berasal dari kacang kedelai yang dihaluskan. Aroma kacang kedelainya masih pekat dengan tekstur yang menyerupai susu sapi. Hanya saja warnanya agak kecokelatan.

2. Almond Milk

Sama seperti susu kacang kedelai, susu ini diperoleh dengan menghaluskan kacang almond dengan air. Almond milk bisa juga ditambahkan perisa untuk menambah rasa, seperti green tea , coffee , strawberry, dan masih banyak lagi.

3. Cashew Milk

Selain kacang kedelai dan kacang almond , kacang mete juga bisa diambil ekstraknya dan dikonsumsi sebagai pengganti susu.

4. Coconut Milk

Santan kental kerap digunakan untuk memberikan tekstur creamy pada masakan. Santan juga kerap digunakan sebagai pengganti susu dalam sajian manis, seperti pancake , cupcake , dan puding .

5. Oat Milk

Oat milk merupakan produk yang terbuat dari gandum dan memiliki rasa manis natural. Teksturnya lebih creamy dibanding susu pengganti lainnya dengan rasa gandum yang khas. Biasanya oat milk dikonsumsi sebagai pegganti sarapan karena minuman ini cukup mengenyangkan. Di Indonesia sendiri oat milk masih jarang dijumpai.

Helen Christianti